SEBELUM kedatangan Islam, manusia berada pada puncak kebiadaban. Peradaban-peradaban besar dunia –seperti Romawi dan Persia- yang menjadi ikon kemajuan saat itu, tak mampu menjadi tauladan baik bagi kehidupan manusia. Mereka semakin jauh dari nilai-nilai Tuhan. Materi, menjadi tolak ukur kemajuan. Sedangkan nilai-nilai agama hakiki semakin dicampakkan.
Pada saat itu Allah melihat ke seantero bumi. Ternyata, kelakuan mereka sudah melampaui batas sehingga layak mendatangkan murka, sebagaimana sabda nabi shallallahu `alaihi wasallam:
وَإِنَّ اللهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ، إِلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
“Dan sesungguhnya Allah melihat penduduk bumi, lalu Ia murkai penduduk Arab dan non-Arabnya, melainkan sisa-sisa dari Ahli Kitab.”(HR. Muslim).
Kebenaran tak begitu dominan. Hanya tersisa Ahlu Kitab(yang masih hanif). Itu pun berserakan di penjuru bumi.
Saat kerusakan sudah sedemikian dahsyat, Allah segera menyajikan solusi cepat, tepat dan akurat. Diturunkanlah al-Qur`an pada Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam sebagai penyelamat bagi umat manusi yang berada di ambang kehancuran:
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ 1.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 2, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-`Alaq: 1-5).
Demikianlah ayat pertama kali turun. Kata-katanya sungguh berbobot dan langsung menusuk ke jantung problematika kehidupan manusia, yang ketika itu berada dalam kegelapan jahiliah. Obat mujarab yang mampu membuat mereka bangkit adalah: Al-Qur`an (yang menganjurkan umat manusia membaca, menulis, dan menuntut ilmu dengan nama Tuhan sejati).
Efeknya begitu dahsyat. Dalam rentang waktu yang tak sampai satu abad lamanya, dengan berpegang teguh pada al-Qur`an, umat Islam mampu menjadi pionir kebangkitan. Berkat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mereka mampu menjadi soko guru, bahkan mercusuar peradaban dunia.
Peradaban Romawi dan Persia, menjadi tenggelam pengaruhnya pasca kedatangan Islam yang disinari cahaya al-Qur`an. Pantaslah jika Nabi Muhammad pernah bersabda:
إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya.” (HR. Muslim). Ketika al-Qur`an tegak di muka bumi, orang-orang yang berpegang teguh padanya menjadi bangkit, sedangkan orang yang mengabaikan petunjuknya,pasti akan jatuh terhina.
Tak ayal lagi, bagi setiap Muslim yang menginginkan kebangkitan umat, maka harus dibangkitkan dengan spirit al-Qur`an sebagaimana generasi terbaik yang ada di tiga kurun pertama.
Lalu, bagaimana cara berinteraksi dengan al-Qur`an, agar bisa menggapai kebangkitan? Al-Qur`an menjawabnya dengan elegan:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”(QS: Al-Baqarah: 185). Di ayat lain Allah berfirman:
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٢٩
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”(Qs. Shad: 29).
Al-Qur`an akan membuat umat bangkit jika: Pertama, menjadikannya sebagai hudan (petunjuk) atau kompas dalam mengarungi kehidupan. Kedua, menjadikannya sebagai bayyinaat (bukti, keterangan, acuan). Ketiga, menjadikannya sebagai furqan (barometer untuk mengidentifikasi antara yang hak dan batil).
Keempat, ditadabburi (direnungkan secara mendalam hingga mampu menyibak mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya).
Kelima, diambil pelajarannya.
Jadi, jika ingin bangkit tegakkanlah al-Qur`an dalam hidupmu. Tentu kita bisa mengambil pelajaran dari umat terdahulu. Akibat pengabaian terhadap kitab suci, maka mereka menjadi jatuh terhina. Al-Qur`an menggambarkan:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَكَفَّرۡنَا عَنۡهُمۡ سَئَِّاتِهِمۡ وَلَأَدۡخَلۡنَٰهُمۡ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ٦٥ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ أَقَامُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِم مِّن رَّبِّهِمۡ لَأَكَلُواْ مِن فَوۡقِهِمۡ وَمِن تَحۡتِ أَرۡجُلِهِمۚ مِّنۡهُمۡ أُمَّةٞ مُّقۡتَصِدَةٞۖ وَكَثِيرٞ مِّنۡهُمۡ سَآءَ مَا يَعۡمَلُونَ ٦٦
“-Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan. – Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.”(QS. Al-Maidah: 65-66). Jadi, kunci kebangkitan, kenikmatan adalah ketika al-Qur`an dijalankan dengan sesungguhnya.*/Mahmud Budi Setiawan
Sumber: Hidayatullah