BOGOR - Santriwati Pondok Quran Hidayaturrahman (PQH), Mutiara Hikmah Fajar, berhasil memenangkan lomba karya tulis yang digelar oleh Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah (Mushida) dalam rangka memperingati 50 Tahun Hidayatullah.
Mutiara Hikmah Fajar yang masih duduk dibangku SMA ini berhasil menyabet gelar Juara 1 dengan karya tulis berjudul "Perjalanan Meniti Keikhlasan".
Memenangi perlombaan even tingkat nasional ini tentu bukan perkara gampang karena Mutiara harus berkompetisi dengan ratusan peserta lainnya dari seluruh Indonesia.
Namun, berkat kerja keras, doa dan usahanya yang sungguh sungguh, Mutiara berhasil keluar menjadi penulis terbaik nasional pada kategori tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sederajat se-Indonesia.
Dan, ternyata, Mutiara punya cerita menarik berkenaan pencapaiannya ini. Dia mengaku baru bisa mempersiapkan karyanya hanya 2 hari sebelum batas akhir penyerahan dan penjurian.
"Baru sempat diselesaikan 2 hari sebelum dikirim ke panitia Milad 50 Tahun Hidayatullah dengan sebanyak 7 halaman," kata Mutiara kepada media Pondokquran.org beberapa waktu lalu.
Proses seleksi dan penjurian pun berjalan untuk menentukan siapa penulis terbaik dari seluruh santri tingkat SMA sederajat Hidayatullah se-Indonesia dan Alhamdulillah, Mutiara santri PQH menjadi yang terbaik.
Saat ditanya apa pesan ayahnya kepadanya semasa hidup, gadis yatim sejak usia kecil ini tiba tiba menundukkan kepala dan dengan lirih berusaha mengucapkan sesuatu. Mutiara tak mampu menahan tumpahan air matanya.
Seraya menyeka air yang berlinang dari kelopak matanya dan suara yang sedikit tertahan, Mutiara menyandungkan doa untuk sang ayah; "Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afi Wa'fu 'anhu, Yaaa Rabb ampunilah Abiku, maafkan dosa dan khilafnya".
Salah seorang pengurus PQH, Ustadz Irwan Harun, mengatakan Mutiara termasuk santriwati yang memiliki bakat dalam tulis menulis yang selalu dilatih dengan mengikuti berbagai pelatihan atau perlombaan yang ada.
"Masya Allah ini adalah artikel yang kesekian kalinya ananda tuangkan dengan pena di atas selembar kertas putih. Mengisyaratkan putih hati dan pikirannya saat kata demi kata dirangkai menjadi satu kalimat penuh makna tersirat," kata Ust Irwan yang juga sahabat ayahnya.
Menurut Ust Irwan, ananda Mutiara Hikmah, sesuai namanya, tersimpan mutiara kata dalam setiap kalimat yang ia goreskan. Mutiara itu sudah berproses sejak Sekolah dasar (SD), usia amat sangat dini yang sebagian besar anak seusianya cenderung lebih banyak bermain.
"Sejak Sekolah Dasar ananda sudah biasa menulis artikel 2 hingga 3 lembar. Allahu Akbar," kata Ust Irwan.
Ust Irwan mengatakan, Mutiara bahkan secara aktif menuangkan pikiran dan gagasannya melalui tulisan. Lalu tulisan tangannya telah selesai dituangkan ke lember kertas itu dikumpulkan kepada gurunya di pesantren.
Ust Irwan berharap Mutiara dapat terus mengembangkan bakatnya dengan banyak membaca, belajar dan terus berlatih. Raihan juara yang berhasil dicapai harus menjadi modal motivasi untuk terus berkarya. "InsyaAllah ada jalan terbaik untuk mewujudkan cita citanya menjadi seorang penulis, Allahumma Aamiin Yaa Rabbana," pungkasnya.
ZAYN AMIER